Thursday, November 20, 2008

MUQADDIMAH AKHLAK: SEBUAH NASIHAT YANG PERLU DIRENUNGKAN

Semua bencana yang terjadi di dunia ini tiada lain adalah disebabkan oleh cinta diri dan egoisme. A’da aduwwika nafsuka allati bayna janbaika (musuhmu yang paling sengit adalah dirimu sendiri). Dalam banyak riwayat disebutkan bahawa cinta diri itu adalah musuh manusia yang paling berbahaya dan ibu dari semua berhala. Ibu semua berhala dalah dirimu sendiri. Berhala jenis ini lah yang paling banyak disembah oleh manusia. Selagi berhala ini belum diruntuhkan, maka manusia tidak akan dapat menjadi hamba Allah yang sejati, sebab tidak mungkin kamu menyembah diri dan menyembah Allah SWT dalam satu masa. Penyembahan diri dan Allah SWT merupakan dua hal yang kontradiktif, laksana air dan minyak.

Selagi kita belum menghancurkan dan merobohkan ibu dari semua berhala ini dan tidak menghamba kepada Allah SWT, maka kita akan terus terbelenggu oleh berhala ini. Kewujudan kita akan berubah menjadi sebuah kewujudan yang secara lahiriah menyembah Allah SWT tetapi batinnya menyembah berhala ego. Kita menyebut Allah dengan lisan tetapi yang ada dalam hati kita adalah ego sendiri. Bahkan, kita menginginkan Tuhan untuk kepentingan diri kita. Saat salat kita mengucapkan Sesungguhnya hanya kepada –Mu kami menyembah dan meminta pertolongan, tetapi sebenarnya yang kita sembah adalah ego kita sendiri.

Ketika perhatian kita hanya tertumpu kepada ego, maka yang nampak hanya diri sendiri dan segalanya kita inginkan untuk diri sendiri. Semua bencana yang terjadi kepada umat manusia berakar dari egoisme. Seluruh konflik dan peperangan yang terjadi di dunia ini muncul kerana egoisme. Soalnya, orang-orang mukmin tidak akan pernah konflik antara satu sama lain.

Demikianlah, kiat pertama yang harus kita lakukan adalah meninggalkan berhala ego ini dan melakukan qiyam (bangkit) untuk Allah SWT serta meninggalkan kelalaian yang membuai ini.
Saudara-saudaraku yang beriman…ketahuilah sebenarnya kita kini sedang tidur di alam yang penuh dengan kelalaian. Ketika kelak kita bangun (dari tidur kita), maka kebinatangan kitalah yang bangun ; padahal kita tidur dengan kemanusiaan kita. Rasulullah saw bersabda:

“Manusia dalam keadaan tidur, dan ketika mati barulah mereka terbangun”.

Sekarang ini kita sedang tidur. Pada saat nanti kita mati, barulah kita menyedari betapa kehidupan dunia ini penuh dengan kepalsuan dan khayalan yang bersifat sangat sementara. Para rasul diutus ke dunia untuk membimbing manusia kearah kesempurnaan mutlak dan menyelamatkan manusia dari kegelisahan dan kebingungan, serta mengeluarkan makhluk paling mulia bernama manusia ini dari kegelapan alam jasmani menuju cahaya (alam gaib); dari hijab-hijab cahaya dan kegelapan menuju keadaan yang lebih tinggi. Dalam Munajat Sya’baniyah disebutkan,

“..Ya Allah anugerahkan kepada kami kebergantungan yang total kepada-Mu dan terangilah mata hati kami dengan cahaya pandangan-Mu sehingga mata hati kami dapat mengoyak hijab-hijab cahaya untuk sampai kepada-Mu..”.

Ya Allah!, berilah kami petunjuk sehingga mata hati kami dapat menyaksikan hijab-hijab cahaya untuk sampai kepada-Mu! Islam datang untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan dan membebaskannya dari hijab-hijab yang ada ini. Hijab yang paling berbahaya adalah hijab ‘ujub ( merasa diri lebih hebat dari orang lain atau kagum dengan diri sendiri), yakni ketika manusia melakukan sesuatu lalu dia merasa lebih hebat dari orang lain. Islam datang untuk menghapuskan kesombongan ini. Kerananya, selama manusia masih melihat kepada dirinya, mustahil ia memperolehi hidayah dan petunjuk Allah SWT. Manusia harus meninggalkan semua itu dengan satu langkah awal melupakan pelbagai syawat dan hawa nafsu yang ada.

Berhubung setiap orang sangat mencintai dirinya, maka ia mengira bahawa setiap perbuatan yang dilakukannya adalah untuk kebaikan dan demi Tuhan. Namun, jika ia menilai dirinya dan meminta penilaian orang-orang yang mengenal Allah SWT, pada saat itu ia akan sadar bahawasanya semua perbuatannya murni untuk kepentingan dirinya sendiri. Jika kamu keluar dari penyembahan diri lalu kamu berjuang, maka perjuanganmu itu bukan untuk dirimu sendiri. Sebab, sudah barang tentu, ketika sudah tiada lagi kepentingan diri, maka tiada pula konflik dan pertengkaran. Para nabi tidak pernah sengketa antara satu sama lainnya. Seandainya para nabi itu dikumpulkan di suatu tempat, niscaya mereka tidak akan pernah bertengkar kerana yang ada adalah satu wajah tanpa ego.

Dalam riwayat disebutkan bahawa kita akan melalui satu shirat (jalan). Sebenarnya, shirat itu bukan berada diatas neraka yang berkobar-kobar api dibawahnya, melainkan didalam lingkungan neraka itu sendiri. Kerana itu, kita bukan meniti shirat di atas neraka melainkan kita melintasi shirat yang berada didalam neraka itu sendiri. Namun, kerana ia seorang mukmin, cahaya keimanannya akan mengalahkan cahaya neraka sehingga cahaya keimanannya akan mengalahkan cahaya neraka itu hampir sahaja padam oleh cahaya si mukmin dan berkatalah neraka: “Wahai mukmin, cepatlah melintas kerana aku tidak tahan dengan cahayamu!”

Kalau rakus kekuasaan sudah menjangkiti manusia dan manusia sudah mengatakan “aku harus menjadi ini dan menjadi itu, dan akulah yang paling layak melakukan ini dan itu” maka ketahuilah bahawa perkataan itu merupakan doktrin utama syaitan. Syaitan paling sering berhasil mempermainkan kita dengan doktrin ini. Misalnya, syaitan membisikkan Anda: “Siapa Anda mau dibanding-bandingkan dengan orang itu!?” Tidak ada bezanya antara orang yang memiliki kekuasaan duniawi dan orang-orang zuhud yang ibadah di masjid bila keduanya sama-sama mengatakan: “Aku telah begini atau aku telah begitu!”

Orang zuhud mengatakan “Aku zuhud!”. Lalu si penguasa mengatakan, “Aku yang berkuasa!” Bahkan, kerusakan yang pertama jauh lebih besar. Ego selalu menjadi sebab kehancuran manusia. Semua kerusakan yang ada di dunia ini muncul dari egoisme, seperti cinta jabatan, kedudukan, nama, cinta kekuasaan, cinta harta dan semisalnya.
Semua cinta itu kembali kepada cinta diri. Bahaya berhala cinta diri ini jauh lebih besar dari semua berhala lain lantaran berhala ini paling sulit dihancurkan.

Meskipun demikian, janganlah engkau berputus asa wahai saudaraku...kerana pintu rahmat Allah tidak preña tertutup bagi mereka yang ingin kembali lepada-Nya. Mulailah dari Sekarang.. renungkanglah setiap hari akan kekurangan2 dirimu yang tidak pernah habis dan segeralah bertaubah kepada kekasih kita yang Maha Memerhatikan setiap saat. Bila engkau tak sanggup menghancurkanya dengan erti yang sesungguhnya, maka putuskan kaki dan tangan berhala besar ini dahulu. Kerana, jika dibiarkan, berhala ini akan menyeretmu kepada kehancuran yang tidak berkesudahan. Berhala ego tidak akan membebaskan kita setelah kita berbuat maksiat. Malah sebaliknya, ketika kita sudah berbuat sesuatu maksiat, kita akan digoda lagi supaya melakukan maksiat yang lebih besar. Kita akan ditarik setapak demi setapak sampai syaitan berhasil mencabut agama kita dan hal seperti ini sering terjadi, kerana memang begitulah tugas rutin syaitan (alaihi asyaddu la’nah).. Allah Waliyu at-Taufik wal Isti’an.

1 comment:

One said...

satu artikel yang amat menarik, ana harap boleh tak saudara terangkan lagi teknik-teknik untuk mematikan ego.

Wassalam.